Sistem Pendidikan Nasional Tak Menghargai Hak Anak-anak Suku Terasing

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat adat menghadapi tantangan yang berat untuk tetap bertahan dalam tradisinya. Kini mereka dipaksa untuk ”modern” dari kacamata masyarakat umum dengan keharusan meninggalkan tradisi leluhur yang memiliki nilai-nilai budaya luhur.

Demi kepentingan pembangunan yang hanya dimaknai mengejar pertumbuhan ekonomi, keberadaan komunitas adat atau suku terasing sering kali diabaikan. Padahal, cara dan nilai hidup komunitas adat itu penting untuk menjaga bertahannya keanekaragaman budaya.

Dodi Rokhdian, salah satu penggiat Yayasan Sokola yang berfokus pada pendidikan anak-anak suku terasing, seperti Suku Anak Dalam di Jambi, Senin (10/8), mengatakan, komunitas adat sering dipandang sebagai masyarakat yang tidak beradab dan liar.

Penilaian itu terjadi karena kemodernan dimaknai secara sempit oleh pemerintah dan masyarakat sebagai meninggalkan cara-cara hidup tradisional. Padahal, hidup tradisional belum tentu buruk dibandingkan kehidupan modern.

”Seperti dalam hak pendidikan untuk anak-anak suku terasing, terlihat sekali sistem pendidikan nasional tidak menghargai kekhususan yang ada di masyarakat,” ujar Dodi.

0 comments: